BOX 1

ekskul
Selamat Datang di Portal Sekolah
Republika Jumat, 04 Mei 2007
Pondok Pesantren Rafah Bogor Dorong Santrinya Hapal Alquran
Program tahfidz dilaksanakan per kelas. Masing-masing kelas dibagi menjadi kelompok dengan sistem talaqqi. Setiap santri harus menyetorkan hapalannya kepada seorang guru di kelompoknya. Meski Pondok Pesantren Rafah tidak mengkhususkan pada program tahfidz (menghapal) Alquran, namun banyak santrinya yang berhasil hapal Alquran. Yang menarik, hampir semua santri yang di bidang akademis nilainya baik, mereka umumnya hapal 30 juz Alquran. Umumnya, santri berprestasi meneruskan pendidikannya ke perguruan tinggi favorit. Dari dua kali wisuda, alumninya kini tersebar di beberapa perguruan tinggi negeri. ''Mereka yang hafidz mendapat beasiswa untuk menruskan pendidikan strata satunya di Institut Pertanian Bogor, kata KH Muhammad Nasir Zein MA, pimpinan pondok yang terletakdi Kampung Sukajadi, Desa Mekarsari, Kecamatan Rancabungur, Bogor ini. Program tahfidz dilaksanakan per kelas. Masing-masing kelas dibagi menjadi kelompok dengan sistem talaqqi. Setiap santri harus menyetorkan hapalannya kepada seorang guru di kelompoknya. Kegiatan belajar mengajar tahfidz dilaksanakan dua kali dalam sehari yaitu ba’da Subuh pukul 05.30 sampai pukul 06.30 dan sore hari pukul 17.15 sampai menjelang Maghrib. Target yang akan dicapai dalam program tahfidz ini adalah minimal dua juz dalam setahun untuk setiap santri. Untuk kelas 1 yang dihafal adalah juz 30 dan juz 29, untuk kelas 2 adalah juz 28 dan juz 1, kelas 3 adalah juz 2 dan juz 3, kelas 4 adalah juz 4 dan juz 5, kelas 6 adalah juz 6 dan juz 7. ''Dengan demikian ditagetkan dalam enam tahun santri mampu menghafal Alquran minimal 10 juz. Di setiap kelas dibagi-bagi lagi ke dalam majmu'ah,'' jelas Kiai Zein. Untuk menjaga hapalan santri maka dibuatlah program muraja'ah (mengulangi hafalan) yang dilaksanakan dengan tujuan supaya santri tidak lupa dengan apa yang sudah dihapal. Biasanya program ini dilaksanakan pada waktu di antara adzan dan iqamah. ''Materi muraja'ah disesuaikan dengan hafalan santri, yaitu mulai juz 1 sampai juz 7 dan juz 28 sampai juz 30. Sehingga materi muraja'ah seluruhnya berjumlah 10 juz dalam dua pekan,'' ujarnya. Kiai yang tamat Pondok Modern Gontor dan sempat melanjutkan pendidikan di Mesir dan meraih gelar S1 dan S2 di Universitas Islam Madinah Saudi Arabia ini mengungkapkan jadwal santri setiap harinya amat padat. Mulai pukul 03.30 santri sudah dibangunkan untuk qiyamullail (shalat malam) dilanjutkan dengan shalat shubuh. Pukul 05.00 hingga 06.30 mereka diwajibkan tahfidz Alquran. Setelah itu masuk sekolah biasa hingga waktu dzuhur. Setelah makan siang, masuk sekolah kembali hingga waktu ashar. Ba'da ashar, ada berbagai kegiatan ekstrakurikuler antara lain pramuka dan kegiatan olahraga. Mulai pukul 17.15 hingga 18.30 mengikuti program tahfidz Alquran dan shalat maghrib. Usai shalat maghrib, mengaji Alquran bersama sambil mengikuti program kalimah jadidah (perbendaharaan kosa kata baru dalam bahasa Arab dan Inggris). Dilanjutkan makan malam dan shalat Isya. Usai shalat isya para santri diwajibkan untuk belajar mandiri di kelas. Baru pada pukul 21.45 hingga pukul 03.30 mereka istirahat. Cikal BakalPendirian Pondok Pesantren Rafah bermula dari niat KH Muhammad Nasir Zein MA untuk mengembangkan ilmu serta berkhidmah untuk orang-orang yang menuntut ilmu. Cita-cita itu sejalan dengan cita-cita almarhum wakif pertama pesantren yaitu H Ahmad Fauzi Ramli, bapak mertuanya. Sebelum wafat tahun 1994, almarhum telah menyerahkan lahan seluas 12.050 meter persegi kepadanya untuk dibangun pesantren. Maka dengan niat mengembangkan dan menyebarkan ilmu serta mensyiarkan Islam dimulailah pondok pesantren ini. Ponpes Rafah didirikan dengan dana dari umat yang menginfakkan hartanya. Peletakan batu pertama dilaksanakan pada Senin 10 Maret 1997 bertepatan dengan 1 Dzulqa'dah 1417 hijriyah yang dilakukan oleh para ulama dan habaib baik dari Jakarta maupun Bogor. Semula Ponpes ini bernama Rahmah Fauziyyah. Namun atas usul seorang guru di Madinah, nama tersebut diganti karena nama tersebut berkesan sebuah nama pesantren untuk wanita. Beliau menyarankan untuk diganti dengan tidak menghilangkan maka penamaan pesantren ini. Maka digantilah menjadi rafah yang artinya sejahtera. Nama ini sesuai dengan tujuan didirikannya lembaga pendidikan ini yaitu agar dapat menyejahterakan ummat dengan ilmu yang menjadi dasar untuk beramal yang akan membuka jalan kesejahteraan dunia akhirat.
Share this post :
 
Support : Link here | Link here | Link here
Copyright © 2014. Muadz Jamaludin - All Rights Reserved
Template by Cara Gampang Published by Cargam Template
Proudly powered by Blogger